Delik INFO | Bengkulu Tengah – Stunting masih menjadi persoalan kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Provinsi Bengkulu. Kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis ini tidak hanya memengaruhi tinggi badan, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kecerdasan, risiko penyakit kronis, hingga produktivitas generasi mendatang. Pencegahan stunting pun menjadi isu strategis nasional yang selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 2 (Zero Hunger) dan poin 3 (Good Health and Well-Being).
Salah satu langkah nyata di lakukan melalui program pengabdian masyarakat di Desa Bajak 2, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. (19/8/2025)
Desa dengan sekitar 600 jiwa penduduk ini masih menghadapi tantangan sosial-ekonomi, di mana sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani kecil dengan keterbatasan akses modal dan teknologi. Tingkat pendidikan relatif menengah ke bawah, sementara layanan kesehatan sangat bergantung pada posyandu dan bidan desa.
Berdasarkan data awal posyandu, sekitar 40% balita belum tercatat secara rutin, dengan tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan posyandu hanya mencapai 50%. Kondisi ini menegaskan perlunya penguatan tata kelola pemerintahan desa serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.
Program ini mengusung tema “Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Desa dalam Pencegahan Stunting melalui Penyusunan SOP dan Sistem Monitoring di Desa Bajak 2.” Adapun tujuan utama kegiatan meliputi:
- Penyusunan dokumen SOP Pencegahan Stunting Desa Bajak 2.
- Penyediaan sistem monitoring berbasis Excel/Google Sheet yang sederhana dan berkelanjutan.
- Peningkatan kapasitas aparatur desa dan kader posyandu dalam pengelolaan data kesehatan masyarakat.
Program ini juga mendukung kebijakan Kampus Berdampak dengan melibatkan mahasiswa sebagai asisten pelatih, pendamping kader, dan evaluator lapangan. Keterlibatan ini tidak hanya memperkuat kapasitas desa, tetapi juga memberi pengalaman praktis bagi mahasiswa sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU-2. Selain itu, kegiatan ini selaras dengan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting serta mendukung target RPJMN 2020–2024.
Program ini di pimpin oleh:
- Harry Yanza Putra, S.Sos., M.AP (Ketua)
- Syahidallazi Aziz, S.IP., M.Si (Anggota)
- Heru Purnawan, S.Sos., M.Si (Anggota)
Dengan dukungan mahasiswa:
- Edo Prayogo
- M. Akbar Syalepa
- Melanie Putria Dewita Sari
- Deksan Tri Mayorah
Serta mitra lokal:
- Arjisan, Kepala Desa Bajak 2.
Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah desa, di harapkan program ini mampu menghadirkan sistem pencegahan stunting yang lebih sistematis, partisipatif, dan berkelanjutan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Bajak 2.