Mahasiswa Berdarah Di Depan Kantor! Gubernur Asyik Tiktokan

Aksi Mahasiswa Bengkulu Di Depan Kantor Gubernur Tuai Kekecewaan

Bengkulu, Delik INFO |  Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda Provinsi Bengkulu makin menggila. Tapi alih-alih menyelesaikan masalah, Gubernur Bengkulu justru di duga lebih sibuk berjoget di TikTok daripada menemui rakyat yang mengadu.

Baca Juga : giliran-dirut-pt-tigadi-ditetapkan-tersangka-mega-mall-bengkulu-jadi-ladang-bancakan

Bacaan Lainnya

 

Tonton Video Aksi Mahasiswa :

Baca Juga  :  alfian-martedy-pengatur-jabatan-di takuti-di-bengkulu-bungkam-di-depan-hakim-delik-info

Hari ini, ratusan mahasiswa dari berbagai elemen seperti BEM STIKes Bhakti Husada, BEM KBM UNIB, GMNI, HMI, BEM Poltekkes, dan organisasi lainnya turun ke jalan dalam aksi besar di depan Kantor Gubernur Bengkulu. Mereka menuntut solusi konkret atas kelangkaan BBM yang melumpuhkan aktivitas warga di seluruh kabupaten/kota.

Namun sayang, aksi yang berlangsung damai sejak siang hingga malam pukul 20.00 WIB itu tak di gubris sedikitpun oleh Gubernur. Bahkan, saat massa aksi menunggu dengan penuh harap, sang Gubernur tak kunjung muncul, di duga lebih memilih tampil live di TikTok ketimbang mendengarkan suara rakyat.

Kami kecewa berat! Gubernur tak punya kepedulian. Di saat rakyat mengeluh karena kelangkaan BBM dan kenaikan pajak, dia malah sibuk bikin konten. Apakah ini pemimpin yang kita harapkan?” tegas Kelvin, Ketua BEM STIKes Bhakti Husada, dalam pernyataannya kepada Delik INFO.

Baca Juga :  609-peluru-2-tahun-misteri-penembakan-kppk-desak-polresta-bengkulu-bongkar-dalang-penembakan-rahiman-dani

Kelvin menyatakan bahwa tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi adalah bentuk pembungkaman demokrasi. Ia pun menegaskan bahwa gelombang aksi akan semakin besar jika tuntutan tidak direspons serius.

Kami akan turun dengan massa yang lebih besar! Ini baru awal. Jika pemerintah tetap tuli, kami akan bikin Bengkulu ramai dengan gelombang perlawanan!” tegasnya.

Krisis BBM di Bengkulu saat ini memang kian parah. Di berbagai daerah, antrean panjang mengular di SPBU, sopir dan nelayan menjerit karena tak bisa beraktivitas. Sementara itu, pemerintah daerah dinilai gagal memberi solusi dan transparansi terhadap akar masalah distribusi dan pasokan BBM di wilayah ini.

Aksi Damai berakhir pukul 20.00 Wib tuai penuh kekecewaan, lantaran Gubernur tidak menemui Mahasiswa perlahan mahasiswa bubarkan diri. (RED)

Please follow and like us:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *