Bengkulu, delikinfo.online – Tak banyak yang tahu bahwa di ujung barat Provinsi Bengkulu, mengapung tenang di Samudra Hindia, terdapat sebuah pulau kecil namun penuh potensi: Pulau Mega/Mego. Barulah pada tahun 2019, pulau ini secara resmi diakui sebagai bagian dari wilayah Provinsi Bengkulu, tepatnya masuk dalam administrasi Kecamatan Kota Bani Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara.
Tonton Juga :
Expedisi Kapal Pancing 7 Hari Di Lepas Pantai Bengkulu Perairan Pulau Mego | Tim Delik Info
Dengan luas sekitar 293,36 hektare, Pulau Mega adalah salah satu dari 111 pulau terluar Indonesia yang memiliki nilai strategis, ekologis, dan ekonomi. Koordinatnya yang berada di 4°01′12″ LS dan 101°01′49″ BT, menempatkannya di zona perbatasan kelautan yang penting namun sering terlupakan.
Baca Juga : penemuan-bunga-rafflesia-oleh-sir-stamford-raffles-di-bukit-barisan-bengkulu
Pulau yang Sepi, Tapi Kaya Potensi
Pulau ini belum memiliki penghuni tetap. Namun, setiap musim, para nelayan dari Sikakap, Pulau Pagai Selatan (Kepulauan Mentawai), rutin singgah untuk memetik kelapa dan memproduksi kopra. Kelapa menjadi vegetasi dominan di seluruh pulau, berdampingan dengan perdu, palem, dan tanaman bakau yang tumbuh di bagian selatan.
Dari segi topografi, Pulau Mega memiliki pantai berpasir putih yang lembut di sisi timur dan utara, sementara bagian selatan didominasi oleh batu karang. Inilah surga tersembunyi yang belum dijamah tangan-tangan wisatawan.
Baca Juga : bunga-rafflesia-arnoldii-bunga-raksasa-dari-bengkulu-yang-menjadi-ikon-nasional-yang-mendunia
Navigasi dan Akses yang Menantang
Pulau ini memiliki sebuah mercusuar yang menjadi penanda penting bagi pelayaran di Samudra Hindia. Dua orang petugas tinggal bergantian di sana untuk memastikan sinarnya tetap menyala bagi kapal-kapal yang melintas. Namun, akses ke pulau ini tidak mudah. Dari Kota Bengkulu, perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit darat, lalu dilanjutkan 7 jam perjalanan laut menggunakan perahu motor.
Laut Kaya, Ancaman Nyata
Perairan sekitar Pulau Mega sangat kaya akan ikan dan terumbu karang yang masih alami, menjadikannya lokasi ideal untuk ekowisata dan perikanan berkelanjutan. Tapi, potensi ini dibayangi oleh abrasi pantai, illegal fishing, dan minimnya pengawasan. Sejumlah pihak mendorong agar kawasan ini dijaga oleh petugas marinir dan dijadikan lokasi konservasi laut.
Belum Tersentuh Pengembangan Potensi
Pulau Mega merupakan satu dari tujuh pulau di Bengkulu yang diidentifikasi sebagai kandidat destinasi wisata bahari, bersama Pulau Tikus, Merbau, Dua, dan Enggano. Namun, sejauh ini baru Pulau Tikus dan Enggano yang mulai dikembangkan. Pulau Mega masih menunggu giliran – dan perhatian.
Baca Juga : sidang-rohidin-mersyah-bongkar-dugaan-setoran-asn-hakim-tegur-kpk-jangan-tebang-pilih
Saatnya Menoleh ke Barat
Sebagai bagian dari “Sabuk Biru Indonesia”, Pulau Mega sesungguhnya menyimpan harapan besar. Bukan hanya sebagai titik geopolitik, tetapi juga sebagai laboratorium alami konservasi laut, kawasan wisata eksklusif, dan pusat produksi kelapa rakyat yang lestari. Namun, semua itu tak akan terwujud jika dibiarkan dalam senyap.
Baca Juga : vonis-9-tahun-denda-rp-10-milyar-tkd-lakukan-upaya-hukum-banding
Kini saatnya pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat lokal bergandeng tangan – membangun Pulau Mega bukan dengan beton, tetapi dengan kebijakan bijak, konservasi cerdas, dan semangat kebangsaan.
“Yang terluar bukan berarti yang terabaikan. Pulau Mega adalah cermin dari bagaimana kita menjaga negeri – dari pinggir ke pusat.”
Delik INFO — Menjaga Nalar, Merawat Nusantara